بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Buang jauh-jauh hawa nafsu dan buka lebar-lebar hati untuk menerima kebenaran yang di bawa oleh Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah di ikuti dan di amalkan oleh para muwahid (orang-orang yang bertauhid) dan mujahid generasi terbaik yang pernah di miliki umat ini sampai datang hari yang telah ditetapkan ALLAH ‘azza wa jalla…
Pertama : Menandingi ALLAH dalam urusan membuat undang-undang, yang ALLAH tidak memberi izin atasnya.
Di mana, peraturan lokal dan perjanjian-perjanjian internasional yang mereka buat, baik untuk daerah kawasan, atau menurut PBB, atau menurut Liga Arab, atau yang semisal, menyebutkan bahwa mereka punya hak mutlak dalam membuat undang-undang, baik mereka, wakil-wakil mereka, atau anggota lembaga pembuat undang-undang, atau perkumpulan umum mereka. Ini adalah perkara yang sudah maklum dalam materi dan teks undang-undang mereka yang kufur. Tidak ada yang menyangkalnya selain orang jahil yang tidak tahu, atau orang yang pura-pura tidak tahu yang memang tidak ingin mengetahuinya. Padahal ALLAH berfirman:
“Apakah tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu, lebih baik ataukah ALLAH yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.”
(Qs. 12: 39)
Kedua : Ketaatan kepada para pembuat undang-undang, baik yang lokal atau pun internasional atau yang lainnya, dan sikap mengikut mereka kepada pembuatan syariat kafir. ALLAH berfirman:
“Apakah mereka memiliki sekutu-sekutu selain ALLAH yang mensyariatkan mereka agama yang tidak diizinkan oleh ALLAH…?”
(Qs. 42: 21)
“Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena Sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan ALLAH (orang-orang Yahudi): “Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan…”
(QS. 47: 25-26)
Ketiga : Loyalitas kepada orang-orang kafir, baik nashrani, musyrik, dan murtaddin. Dan mereka turut melindungi serta membela orang-orang kafir itu dengan tentara dan senjata, harta dan perekonomian.
Bahkan, mereka mengadakan kesepakatan dan perjanjian untuk saling membela dengan nyawa, harta, lisan dan senjata, dalam melawan para mujahidin dari kalangan muslimin. Maka loyalitas mereka adalah loyalitas yang sesungguhnya. Padahal ALLAH telah berfirman:
“....Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka…”
(Qs. 5: 51)
Keempat: Persaudaraan yang dijalin dengan orang-orang kafir blok timur dan barat, serta adanya kasih sayang dan kecintaan kepada mereka.
ALLAH berfirman:
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada ALLAH dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang ALLAH dan Rasul-Nya,...”
(Qs. 58: 22)
Kelima: Memerangi para wali ALLAH dan membantu orang-orang musyrik dalam memerangi mereka.
ALLAH berfirman:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab: “Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kami pun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu.” Dan ALLAH menyaksikan bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.”
(Qs. 59: 11)
Keenam: Menolak pelaksanaan syariat, yaitu berhukum kepada apa yang ALLAH turunkan, menihilkan berbagai kewajiban agama dan mengharamkan kewajiban-kewajiban syar‘iy seperti jihad melawan orang-orang kafir, menghalalkan yang haram dengan memberikan keringanan terhadapnya, melindungi dan menjaganya, serta berkompromi dalam urusan tersebut. Seperti adanya lembaga-lembaga yang menawarkan sistem riba dan perbuatan keji serta kotor, serta perkara-perkara haram lainnya. ALLAH berfirman:
“Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan Haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang ALLAH mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan ALLAH. (Syaitan) menjadikan mereka memandang indah perbuatan mereka yang buruk itu, dan ALLAH tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
(Qs. 9: 37)
Ketujuh: Mengolok-olok agama ALLAH , memberikan kemudahan kepada orang yang mengolok-olok, menjaga dan membuat undang-undang yang melindungi mereka, dan memberikan kemudahan kepada mereka untuk itu, baik dengan media cetak, radio, mau pun televisi. ALLAH berfirman:
“...Katakanlah: “Apakah dengan ALLAH, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”
"Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman…”
(Qs. 9: 65-66)
Jika telah jelas bahwa para penguasa negeri-negeri muslim hari ini bukanlah penguasa muslim, dan bukan waliyul amri yang sah secara syar‘iy, dapat diketahui pula bahwa kekuasaan yang mereka paksakan kepada kaum muslimin itu adalah batil dan tidak sah, apa pun alasannya. Mereka tidak boleh diberi kesempatan untuk menguasai kaum muslimin. Mereka juga tidak boleh mengusahakan jaminan perlindungan (dzimmah) kepada bangsa-bangsa. Jika mereka tetap melakukannya, maka jaminan itu bukan jaminan atas orang-orang muslim, janji-janji yang mereka adakan tidak wajib dipatuhi oleh para mujahidin dan wajib atas kaum muslimin untuk mengganti atau memerangi mereka sampai mereka kembali berpegang kepada alqur_an dan sunnah.
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain ALLAH, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada ALLAH saja…”
(Qs. 60: 4)
… maksudnya, berlepas diri dari kalian dan dari patung-patung, cara-cara, dan peraturan-peraturan batil yang menyelisihi agama Islam…
Berlepas diri yang menjadi konsekwensi millah Ibrahim tidak terbatas pada berlepas diri dari orang-orang musyrik saja, tapi juga berlepas diri dari agama-agama, aturan-aturan kufur, perjanjian-perjanjian, dan undang-undang mereka yang buruk, yang menganggap kaum muslimin dan orang kafir sebagai saudara serta membuang ajaran jihad, dan menyebut mujahidin sebagai orang-orang jahat dan teroris…
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
Untukmu agamamu, dan untukku, agamaku.”
(Surat Al-Kafirun)
Wallahu ta’ala a’lam bishawab...
Barakallaahu fiykum..
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu
ReplyDelete